Arti Kata "colok" Menurut KBBI

Arti kata, ejaan, dan contoh penggunaan kata "colok" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

colok

1co·lok n 1 suluh yg dibuat dr kain usang dsb yg terpilin dan dicelupkan ke dl minyak; 2 lidi dsb yg diberi berdamar atau berbelerang untuk pelita (pengganti gores api dsb); 3 belang putih pd anjing yg hitam;
men·co·lok v menyuluhi dng colok;
men·co·loki v mencolok

2co·lok Mk n 1 celupan; 2 ki derajat (kedudukan dsb): jatuh (turun) -- nya;
men·co·lok v mencelup (kain putih dsb): ~ kain putih dng warna biru

3co·lok v, men·co·lok v 1 mencocok (menusuk) mata; 2 ki mudah kelihatan; sangat nyata kelihatan; jelas benar: gambar iklan selalu dibuat dng warna dan bentuk yg ~ untuk menarik perhatian orang banyak; pertambahan penduduk Jakarta sangat ~ setiap tahun; 3 ki membangkitkan rangsangan orang yg melihat krn terlalu berlebih-lebihan (tt pakaian, kelakuan, dsb): ibu itu marah melihat dandanan anaknya yg sangat ~ itu; 4 menusuk; mencoblos: ~ tanda gambar (pd pemilihan umum);
ter·co·lok v tercocok; tertusuk: kakinya ~ oleh bilah

Bantuan Penjelasan Simbol
a Adjektiva, Merupakan Bentuk Kata Sifat
v Verba, Merupakan Bentuk Kata Kerja
n Merupakan Bentuk Kata benda
ki Merupakan Bentuk Kata kiasan
pron kata yang meliputi kata ganti, kata tunjuk, atau kata tanya
cak Bentuk kata percakapan (tidak baku)
ark Arkais, Bentuk kata yang tidak lazim digunakan
adv Adverbia, kata yang menjelaskan verba, adjektiva, adverbia lain
-- Pengganti kata "colok"
Advertisement

📝 Contoh Penggunaan kata "colok" dalam Kalimat

1.Pengrajin membuat colok dari kain usang untuk dijadikan lilin.
2.Dia menyalakan lilin dengan colok yang telah disiapkan.
3.Anjing hitam itu memiliki colok di bahunya, membuatnya terlihat cantik.
4.Penduduk Jakarta menunjukkan pertambahan colok setiap tahunnya dalam data statistik.
5.Pemilih mencolok tanda gambar pada kartu suara untuk memilih calon tertentu.

📚 Penggunaan kata "colok" dalam artikel

Arti Colok dalam Bahasa Indonesia: Makna dan Penggunaan

Kata **colok** memiliki makna yang luas dalam bahasa Indonesia, terutama dalam konteks budaya dan sejarah. Istilah ini pertama kali muncul pada abad ke-19 sebagai sebuah benda yang terbuat dari kain usang, dipilin, dan dicelupkan ke dalam minyak untuk digunakan sebagai pelita. Selain itu, **colok** juga dapat merujuk pada lidi yang diberi berdamar atau berbelerang untuk menjadi pengganti gores api. Dalam kehidupan sehari-hari, **colok** sering digunakan sebagai kata sifat untuk menggambarkan sesuatu yang mencolok atau menonjol. Misalnya, "gambar iklan selalu dibuat dengan warna dan bentuk yang **colok** untuk menarik perhatian orang banyak". Atau, "pertambahan penduduk Jakarta sangat **colok** setiap tahun". Dalam konteks ini, **colok** digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang sangat nyata atau mudah dilihat. Dalam beberapa hal, **colok** juga dapat memiliki makna negatif, seperti **colok** yang berlebih-lebihan atau **colok** yang menusuk. Misalnya, "ibu itu marah melihat dandanan anaknya yang sangat **colok** itu". Dalam kehidupan sehari-hari, **colok** dapat menjadi sumber konflik atau perbedaan pendapat. Dalam budaya Indonesia modern, **colok** masih digunakan dalam berbagai konteks, termasuk dalam politik, seni, dan kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini, **colok** dapat digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang mencolok, menonjol, atau berlebih-lebihan. Dengan demikian, **colok** tetap menjadi sebuah kata yang relevan dan penting dalam bahasa Indonesia.